IBU KOTA KABUPATEN PASER - TANA PASER
Menuju Paser Yang Lebik Baik “Menuju Paser Yo lebeh buen

Sabtu, 05 Maret 2011

MEMAKNAI MAULID NABI BESAR MUHAMMAD SAW


Rasulullah mungkin akan merasa miris jika melihat kehidupan umat saat ini, di satu sisi Beliau mungkin akan senang ketika melihat umat yang sepertinya begitu mencintainya dengan memperingati hari kelahirannya. Akan tetapi disisi lain beliau mungkin akan bersedih jika melihat peringatan Maulid Nabi yang memakan biaya tidak sedikit akan tetapi hanya sekedar seremonial dan kurang bermakna, karena disisi lain Beliau akan melihat banyak umatnya yang masih kelaparan disaat ‘pesta’ kelahirannya, ditempat lain beliau juga akan melihat sekelompok orang yang mengatasnamakan Islam akan tetapi bersifat anarkis dan berani membunuh sesama hanya karena masalah tertentu atau sekelompok orang yang mengaku Islam akan tetapi memiliki Rasul lain selain Muhammad SAW padahal kelompok orang tesebut juga memperingati hari kelahiran Rasul. Atau di kesempatan lain beliau mungkin akan bersedih, disaat banyak umatnya yang lebih bersemangat merayakan Valentine dibandingkan memaknai Maulid Nabi Muhammad SAW, atau ketika melihat sekelompok orang yang mengaku sebagai pengikutnya akan tetapi tidak merasa bersalah ketika melakukan korupsi.

Untuk memaknai Maulid Nabi rasanya kita perlu menengok kembali bagaimana awal mulanya hingga Maulid Nabi begitu bergema. Dalam sejarahnya, Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah atas prakarsa
Salahudin Al Ayubi. Salahuddin ingin membangkitkan semangat jihad dengan menghadirkan kembali semangat juang dan kepahlawanan Rasulullah Muhammad SAW. Kemudian Salahuddin menggagas sebuah festival yang dinamai dengan Maulid Nabi Muhammad SAW. Tujuan dari festival ini adalah untuk mengembalikan semangat juang Rasulullah dengan mempelajari sirah-sirahnya. Di festival ini, dikaji habis-habisan sirah nabawiyah (sejarah nabi) dan atsar (perkataan) sahabat, terutama yang berkaitan dengan nilai-nilai perjuangan (jihad). Pada musim haji bulan Dzulhijjah 579 H ( 1183 M ), Salahuddin memerintahkan kepada jamaah haji untuk mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad di tempatnya masing- masing pada tahun berikutnya. Perayaah itu harus bersifat membangkitkan semangat ummat Islam untuk kembali belajar Islam dan berjihad.

Dalam fatwanya Dr Yusuf Qaradhawi, Ketua Persatuan Ulama Islam Internasional, mengatakan memperingati kelahiran Rasulullah saw adalah mengingatkan umat Islam terhadap nikmat luar biasa kepada mereka. “Mengingat nikmat Allah adalah sesuatu yang disyariatkan, terpuji dan memang diperintahkan. Allah swt memerintahkan kita untuk mengingat nikmat Allah SWT, ”.

Jika melihat hal diatas maka dapat disimpulkan kalau esensi dari Maulid Nabi adalah untuk mengingat nikmat yang luar biasa, mengingat kembali kehidupan Rasulullah untuk membangkitkan semangat mempelajari Islam dan semangat berjihad. Dan perlu diingat Rasul melakukan jihad dengan cara yang lemah lembut. Kita dapat melihat bagaimana cara Rasul menaklukkan kota Mekah dengan cara yang damai dan tanpa kekerasan. Hal-hal tersebutlah yang harus kita maknai dalam menyambut Maulid Nabi, bukan seremonial yang terkesan hampa.

Ah andai saja mesin waktu benar-benar ada, ingin rasanya mengirimkan Front Pembela Islam, Jemaah Ahmadiyah, Jamaah Islamiyah, ekstrimis lain yang mengatasnamakan Islam, dan koruptor ke zaman Rasulullah agar mereka tahu bahwa apa yang mereka lakukan adalah salah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berilah yang bermanfaat bagi Website ini !

Page Rank

Check Page Rank of your Web site pages instantly:

This page rank checking tool is powered by Page Rank Checker service